18
Thu, Apr

Politik (yang) Beradab

Ilustrasi/Istimewa

Inspirasi
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Politik oleh sebagian orang selalu dikaitkan dengan hal-hal yang berkonotasi negatif, bahkan ada yang menjustifikasi bahwa politik itu kotor. Sebutan politik uang, politik adu domba dan sebagainya, semakin menguatkan label bahwa politik itu buruk.

Editorial | Clakclik.com | 21 Februari 2023

Padahal, makna politik, menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), adalah ”pengetahuan tentang ketatanegaraan atau mengenai kenegaraan”. Secara umum politik diartikan sebagai suatu cara, tindakan, untuk mencapai kekuasaan.

Salah satu upaya melanggengkan eksistensi negara adalah dengan pemilihan umum. Baik pemilihan presiden, kepala daerah, maupun wakil-wakil rakyat di Parlemen.

Para pendiri negara (founding fathers) telah mengupayakan yang terbaik sehingga NKRI bisa berdaulat sampai sekarang. Mereka berjuang tanpa pamrih. Politik para pendiri republik ini pada tingkatan tertinggi: politik moral kebangsaan dan kemanusiaan. Politik menjadi sakral karena dilandasi kepentingan bangsa dan negara.

Zaman berubah. Politik berkeadaban perlahan menghilang. Orde Baru menarasikan politik pembangunan yang untuk itu rezim Orde Baru bisa melakukan apa saja.

”Negara adalah saya,” kata Raja Louis XIV dari Perancis, 1655. Arogansi kekuasaan absolut raja Louis mirip dengan kondisi Indonesia era Orde Baru.

Reformasi meruntuhkan kekuasaan Soeharto pada 1998. Hampir semua yang berbau Orba dibabat. Sayang hanya batangnya, akar masih tersisa.

Politik reformasi adalah politik pembaruan. UUD 1945 diamandemen. Aturan dan regulasi dikoreksi, birokrasi dibenahi. Reformasi berjalan, tetapi dampak beragam.

Lahirnya Undang-Undang Otonomi Daerah di era reformasi membuat kekuasaan terdistribusi ke daerah. Korupsi pun merembet ke daerah. Terbukti dengan banyaknya pejabat daerah yang dicokok KPK.

Saat ini, kita sedang bersiap menyambut pemilihan umum (Pemilu) serentak tahun depan (2024). Pemilu Serentak 2024 menjadi proses politik untuk kepentingan rakyat, bangsa, dan negara.

Menjelang Pemilu Serentak 2024, merebak diksi politik identitas. Ini adalah perilaku berpolitik praktis yang memanfaatkan isu agama untuk meraup suara. Politik identitas memecah belah masyarakat.

Oleh karena itu, politik identitas harus dilawan. Pemilu Serentak 2024 harus digaungkan dengan mengkampanyekan politik keadaban atau politik (yang) beradab. Bisa kok!

Sign up via our free email subscription service to receive notifications when new information is available.