28
Thu, Nov

Mengorok Picu Gangguan Pernapasan

Ilustrasi/Istimewa

Inspirasi
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Clakclik.com, 29 Januari 2023--Perilaku mendengkur atau mengorok yang dilakukan masyarakat saat tidur bisa menjadi pertanda gangguan pernapasan yang serius. Bahaya yang ditimbulkan terjadi secara berantai dan mengancam kehidupan jangka panjang.

Secara ilmiah, suara dengkuran merupakan hasil vibrasi atau getaran pada saluran napas bagian atas. Pada dasarnya mendengkur bukan suatu penyakit, melainkan dapat memicu sejumlah masalah akibat kurang tidur.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia Laura Susanti Himawan mengatakan, mendengkur jadi berbahaya saat memasuki tahap sleep apnea atau berhenti bernapas saat tidur. Gangguan ini terjadi akibat udara tidak dapat masuk dari hidung atau mulut ke paru-paru.

”Penghentian ini dapat berlangsung sekitar 10 detik dan terjadi lebih dari 30 kali dalam satu jam,” ujar Laura dalam peluncuran bukunya yang berjudul Peran Dokter Gigi Atasi Gangguan Ngorok dan OSA di Jakarta, Sabtu (28/1/2023).

Gangguan pernapasan tingkat normal terjadi kurang dari lima kali per jam, tingkat ringan terjadi 5-14 kali per jam, tingkat sedang terjadi 15-30 kali per jam, dan tingkat parah terjadi lebih dari 30 kali dalam satu jam. Kejadian berulang ini yang mengakibatkan kualitas tidur seseorang menurun.

Adapun gejala awal sleep apnea di antaranya mendengkur keras dan berat, tidak merasa bugar saat bangun, mengantuk berlebihan, bangun tiba-tiba disertai tersedak, mulut kering saat bangun, dan sakit kepala pada pagi hari. Selain itu, kesulitan konsentrasi, sering lupa, suasana perasaan negatif, tekanan darah tinggi, penurunan libido, dan kualitas tidur yang buruk.

Ada beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan potensi sleep apnea, seperti kelainan bentuk anatomi saluran napas, obesitas, usia, jenis kelamin. Untuk obesitas, kata Laura, dua hingga tiga dari empat penderita sleep apnea memiliki kelebihan berat badan 15 persen dari berat badan ideal. Sementara itu, pria berisiko menderita sleep apnea 2-3 kali lebih besar ketimbang perempuan. (c-hu)

Sign up via our free email subscription service to receive notifications when new information is available.