Clakclik.com, 13 Oktober 2022--Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah sejak lama meminta negara-negara untuk mengurangi asupan gulanya hingga kurang dari 10 persen dari kebutuhan kalori harian masyarakatnya.
Jika kebutuhan energi seseorang mencapai 2.000 kilokalori (kkal), maka konsumsi gula dianjurkan kurang dari 200 kkal.
Untuk memperoleh manfaat tambahan kesehatan, konsumsi gula perlu dikurangi hingga 5 persen dari kebutuhan energi. Inilah yang membuat Asosiasi Jantung Amerika (AHA) merekomendasikan mengonsumsi gula tambahan per hari maksimal 100 kalori gula untuk perempuan dan 150 kalori gula untuk laki-laki. Jumlah itu setara 6 sendok teh atau 24 gram gula untuk perempuan dan 9 sendok teh atau 36 gram gula untuk laki-laki.
Gula tambahan itu adalah gula yang terdapat pada minuman atau makanan manis, gula meja, sirup, madu, jus buah, hingga aneka kudapan manis. Jumlah itu berlaku untuk mereka yang berumur lebih dari 2 tahun. Untuk bayi, jumlah maksimal gula tambahan yang disarankan adalah nol alias tidak disarankan sama sekali.
Di Indonesia, Kementerian Kesehatan melalui Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 30 Tahun 2013 tentang Pencantuman Informasi Kandungan Gula, Garam dan Lemak Serta Pesan Kesehatan Pada Pangan Olahan dan Pangan Siap Saji masih merekomendasikan konsumsi gula harian maksimal 10 persen kebutuhan kalori per hari yang setara 4 sendok makan atau 50 gram gula.
Konsumsi gula di berbagai negara memang bervariasi. Namun, rata-rata, konsumsi gula tambahan kita per hari melebihi bahkan hingga beberapa kali lipat dari batas atas yang disarankan otoritas kesehatan atau pemerintah.
Kini, kendali konsumsi gula ada pada diri kita, bagaimana kita tetap bisa senang dan bahagia namun dengan konsumsi gula yang lebih terkendali. Hidup memang pilihan, tetapi kita memiliki pilihan untuk memilih yang terbaik bagi jiwa dan raga kita. (c-hu)