Clakclik.com, 24 Agustus 2022—Berbagai studi menunjukkan, puasa dapat mencegah dampak penuaan. Selain itu, sejumlah penyakit degeneratif pun bisa dicegah dengan berpuasa secara rutin.
Peneliti dari Pusat Riset Biomedis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Jiro Hasegawa Situmorang dalam acara webinar bertajuk ”Sehat dan Prima di Usia Lanjut”, di Jakarta, Selasa (23/8/2022), memaparkan, puasa dapat merangsang terjadinya autofagi atau mekanisme tubuh memakan sendiri sel-sel yang telah rusak dan tidak berfungsi. Mekanisme ini bermanfaat untuk menghambat proses degenerasi tubuh karena penuaan.
Terdapat dua jenis puasa yang biasa dilakukan oleh masyarakat, yakni puasa berkala (intermittent fasting) serta puasa nutrisi (nutrient fasting). Puasa berkala tersebut seperti puasa agama, puasa dengan jangka waktu tertentu seperti 16 jam puasa 8 jam makan, warrior diet, serta OCD (obsessive Corbuzier’s diet). Sementara puasa nutrisi, seperti puasa mengurangi kalori, puasa rendah karbohidrat, puasa rendah lemak, serta diet ketogenik,
“Dari studi yang dilakukan pada tahun 2022 terhadap hewan uji mencit, terlihat kombinasi puasa berkala dan puasa kalori dapat memperpanjang usia mencit sampai 35 persen. Selain itu, hasil lainnya gen-gen yang terkait penyakit degeneratif tidak berubah pada tikus puasa,” kata Jiro.
Pada riset yang dipublikasi di The British Journal of Nutrition, puasa berkala juga dapat mencegah penumpukan protein beta-amyloid pada tikus uji yang telah diinduksi Alzheimer. Dari riset tersebut, puasa berkala diketahui dapat meningkatkan protein CERB (cAMP response element-binding) sebagai protein baik yang berperan membentuk ingatan jangka panjang. Di lain sisi, puasa dapat menurunkan protein Tau yang dapat memicu terjadinya kerusakan saraf.
Jiro menuturkan, puasa berkala pun dapat meningkatkan kemampuan kognitif seseorang. Fungsi kognitif semakin meningkat pada orang yang melakukan puasa kalori dan puasa berkala.
Kombinasi puasa berkala dan puasa kalori dapat memperpanjang usia mencit sampai 35 persen. Selain itu, hasil lainnya gen-gen yang terkait penyakit degeneratif juga tidak berubah pada tikus puasa.
Meski berbagai manfaat bisa didapatkan dari puasa, jenis puasa perlu disesuaikan dengan kondisi tiap orang. “Puasa bisa dilakukan pada setiap usia yang penting tidak ada penyakit penyerta. Kalau ada penyakit penyerta harus konsultasi dengan dokter dulu karena puasa untuk orang yang mempunyai penyakit tidak bisa sembarangan,” tuturnya.
Profesor riset bidang tanaman obat dan obat tradisional yang juga peneliti Pusat Riset Bahan Baku Obat dan Obat Tradisional BRIN Yuli Widiyastuti menjelaskan, berbagai upaya lain juga perlu dilakukan untuk mencegah penuaan.
Hal itu meliputi antara lain dengan melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, mengonsumsi makanan sehat dan baik, konsumsi air putih yang cukup, olahraga teratur, cukup rekreasi, serta istirahat cukup. Upaya tersebut sekaligus dapat meningkatkan usia harapan hidup seseorang.
Jika dibandingkan dengan negara lain di kawasan Asia Tenggara, rata-rata usia harapan hidup penduduk Indonesia termasuk rendah. Rata-rata usia harapan hidup penduduk Indonesia sekitar 72 tahun, sedangkan di Vietnam berusia 74 tahun, Malaysia 75 tahun, Thailand 76 tahun, dan Singapura 83 tahun. (c-hu)