23
Sat, Nov

Berisiko; Sunat Laser Tidak Dianjurkan

Ilustrasi / Istimewa

Inspirasi
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Clakclik.com, 4 Maret 2021—Metode sunat laser yang banyak dilakukan kini tidak lagi dianjurkan karena bisa berisiko menyebabkan cedera pada penis.

Dilansir kompas.id (4/3/2021) Dokter Spesialis Urologi Rumah Sakit Siloam Arry Rodjani dalam siaran pers terkait acara bertajuk ”Pentingnya Edukasi dan Sosialisasi Bahaya Sunat Laser kepada Masyarakat” di Jakarta, Rabu (3/3/2021), mengatakan, sunat laser menggunakan energi panas dengan alat elektrokauter untuk memotong jaringan pada penis. Arus listrik yang dihasilkan dari proses kauter (sunat laser) ini langsung menuju penis.

”Pada sunat laser, energi listrik diarahkan langsung menuju ke jaringan penis. Ini berisiko menyebabkan terbakarnya jaringan sampai ke glans (kepala) penis. Luka bakar hebat pun bisa terjadi sehingga berakhir dengan teramputasinya glans penis. Selain itu, risiko lain adalah bisa terjadi gangguan saraf yang parah,” ucapnya.

Ia menuturkan, sebagian masyarakat biasanya memilih sunat laser karena dinilai lebih cepat dengan risiko pendarahan yang minim. Namun, bahaya yang diakibatkan bisa sangat serius dan tidak bisa diperbaiki.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah merekomendasikan, sunat harus dilakukan oleh tenaga yang terlatih dan kompeten. Teknik yang digunakan juga harus dipastikan steril dengan memperhatikan penanganan nyeri ataupun komplikasi lain yang baik. 

Sunat atau sirkumsisi merupakan bentuk operasi untuk pengangkatan kulup atau kulit yang menutupi bagian ujung penis. Sunat perlu dilakukan untuk mencegah gangguan kesehatan, seperti infeksi saluran kemih, kanker penis, serta peradangan pada glans penis. Dengan sunat diperkirakan juga dapat mengurangi risiko penyakit menular seksual. (c-hu)

Sign up via our free email subscription service to receive notifications when new information is available.