Clakclik.com, 4 Maret 2021—Gemuk adalah penyakit kronis, melibatkan gangguan metabolisme dan inflamasi. Gemuk bukan tanda kemakmuran bagi orang dewasa ataupun tampilan menggemaskan pada anak-anak.
Gemuk menjadi jalan masuk berbagai penyakit seperti diabetes, tekanan darah tinggi, batu empedu, osteoartritis, perlemakan hati, gangguan jantung, stroke, gagal ginjal, dan kanker. Orang gemuk juga rentan mengalami gejala berat jika tertular Covid-19.
Dilansir kompas.id, Kamis (4/3/20210, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Gizi Klinik Indonesia (PDGKI) Nurpudji Taslim, dalam taklimat media tentang obesitas yang diselenggarakan Novo Nordisk secara daring, Rabu (3/3/2021) mengatakan bahwa kegemukan mengganggu sistem imun, sehingga mudah terkena infeksi.
“Orang yang mengalami obesitas cenderung terganggu pernapasannya. Jika tertular Covid-19 berisiko lebih tinggi mengalami gejala berat, masuk unit rawat intensif (ICU), serta terjadi kematian,” kata Nurpudji, Guru Besar Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin.
Pembicara lain, Ketut Suastika, Ketua Umum Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (Perkeni), menambahkan, orang gemuk berisiko lebih tinggi mengalami badai sitokin.
Menurut Guru Besar Ilmu Penyakit dalam Fakultas Kedokteran Universitas Udayana itu, obesitas, ketidakseimbangan asupan dengan keluaran energi, adalah penyakit kompleks dan multifaktor. Suastika menyarankan untuk memperhatikan obesitas sentral atau timbunan lemak di perut. Bagi perempuan, lingkar pinggang maksimal adalah 80 cm, dan laki-laki 90 cm.
Bisa juga dengan mengukur indeks massa tubuh (BMI), ujar Nurpudji. Berbeda dengan standar barat, di mana BMI (berat badan dalam kilogram dibagi tinggi badan dalam meter kuadrat) 30 baru dikatagorikan obesitas, untuk Asia Pasifik nilai 25 sudah masuk obesitas. BMI normal 18-22,9, sedangkan 22,9-24,9 adalah pre obesitas.
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar 2018, satu dari tiga penduduk dewasa (35,4 persen) di Indonesia menderita obesitas. Tahun 2007, angkanya hanya 19,1 persen. Pada anak-anak, satu dari lima menderita obesitas. Jumlah itu akan meningkat jika tidak ada langkah pencegahan. Apalagi di masa pandemi, orang tinggal di rumah, sehingga kurang gerak, namun asupan makanan tetap, bahkan bertambah. (c-hu)