22
Fri, Nov

Riset UGM: Daripada Berkonflik, Perempuan Pilih Diam Saat Terima Hoaks

Ilustrasi / Clakclik.com

Inspirasi
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Clakclik.com, 27 Oktober 2020—Laporan riset Universitas Gajah Mada (UGM) menyebutkan perempuan paling sering termakan hoaks, namun, mereka memilih diam alias tidak mempersoalkan.

Baca juga: https://www.clakclik.com/inspirasi/1444-whatsapp-minta-penggunanya-di-indonesia-ikut-berantas-hoaks

Baca juga: https://www.clakclik.com/identitas/35-komunitas/1443-dukung-pemberantasan-hoaks-google-kucurkan-11-7-miliar-untuk-indonesia

Hal ini diungkapkan dosen Departemen Komunikasi Universitas Gajah Mada, Zainuddin Muda Z Monggilo dalam live streaming Inspirato Sharing Session dengan tema: "Waras di Era Post-Truth, Jawab dengan Cek Fakta".

"Perempuan paling mudah terpapar hoaks. Saat saya menjadi peneliti di Aceh, para perempuan mengakui WhatsApp merupakan platform yang paling sering membantu penyebaran hoaks. Selain itu ada juga media digital, seperti Facebook," kata Zainuddin, Selasa (27/10/2020).

Namun menariknya, dari riset UGM, kata Zainuddin, perempuan hanya berdiam diri ketika mendengar informasi hoaks. Mereka memilih diam karena ingin menghindari konflik dengan kerabat atau keluarga terdekat.

Masalahnya, ketika hoaks didiamkan, kata Zainuddin, berpeluang menjadi lebih berbahaya. Sebab, ada kemungkinan hoaks itu di-share oleh orang lain. "Kalau didiamkan, hoaks itu tetap menyebar, bisa saja berevolusi, menyesuaikan dengan tingkat literasi," ujar Zainuddin. (c-hu)

Sign up via our free email subscription service to receive notifications when new information is available.