24
Sun, Nov

Memahami “Ketindihan”; Bukan Gangguan Setan

Ilustrasi / halodoc

Inspirasi
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Clakclik.com, 5 Juli 2020—Kadang kita merasa ditindih atau melihat bayangan sosok di sekitar kita. Kejadiannya hanya dalam hitungan detik sampai menit, tetapi terasa sangat lama. Kita mungkin pernah mengalami terbangun dari tidur, namun tidak bisa bergerak, tidak mampu bicara, bahkan napas pun tercekat. Kejadian itu dikenal sebagai ketindihan (sleep paralysis). Semula, fenomena itu dipercaya sebagai gangguan roh atau makhluk halus jahat.

Ditulis oleh Atika Walujani Moedjiono di Kompas.id, (2/7/2020), diperkirakan, empat dari 10 orang mengalami ketindihan. Umumnya ketindihan mulai dirasakan di masa remaja atau dewasa muda (20-30 tahun), baik pada laki-laki maupun perempuan.

Kajian Daniel Denis dan tim peneliti dari Inggris terhadap 42 penelitian tentang gangguan tidur itu, yang dimuat di jurnal Sleep Medicine, April 2018, menyatakan, prevalensi rata-rata ketindihan 8 persen di masyarakat umum. Non-Kaukasia lebih sering mengalami ketindihan dibandingkan Kaukasia.

Penyebab ketindihan antara lain faktor genetik, riwayat trauma, gangguan psikiatri (misalnya bipolar), gangguan fisik, dan kualitas tidur yang buruk. Frekuensi dan tingkat keparahan ketindihan dikaitkan dengan kecemasan dan kurang tidur.

Hal lain, pola tidur tidak teratur, tidur telentang, stres, minum obat tertentu, ataupun penyalahgunaan obat terlarang. Bisa juga akibat gangguan tidur, seperti narkolepsi, yakni gangguan kendali tidur yang ditandai dengan rasa kantuk berlebihan di siang hari sehingga bisa tertidur mendadak.

Cara mengatasi hal itu, menurut Medical News Today, bisa dilakukan antara lain dengan mengatur pola tidur. Pastikan cukup tidur dengan jadwal teratur, juga tidur di lingkungan nyaman, bersih, dengan lampu redup. Bisa juga dibantu dengan mendengarkan musik yang menenangkan menjelang tidur, yoga, atau meditasi. Berusaha bersantai dengan mengelola dan mengatasi stres, kecemasan, ataupun depresi. (c-hu)

Sign up via our free email subscription service to receive notifications when new information is available.