24
Sun, Nov

Stok Sarjana Menganggur Kita Melimpah; Kok Bisa?

Ilustrasi / Aozora

Inspirasi
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Clakclik.com, 5 Juli 2020—Jumlah lulusan perguruan tinggi di Indonesia setiap tahunnya mencapai 250 ribu orang (Vice Indonesia, 2018). Pertumbuhan jumlah perusahaan di Indonesia dalam satu dekade terakhir, ada 3,98 juta perusahaan baru. Berarti setiap tahun muncul 398.000 perusahaan rintisan. Total perusahaan di Indonesia mencapai 26,71 juta (BPS 2017).

Setelah India dan Brasil, Indonesia menempati peringkat ketiga sebagai negara dengan pertumbuhan lulusan universitas tertinggi. "Namun perusahaan di Indonesia kesulitan mendapatkan karyawan yang berpotensi tinggi," ujar Lilis Halim Consultant Director Willis Tower Watson Indonesia dikutip Kompas.com.

Artinya, ada yang salah. Jika setiap tahun saja muncul 398.000 perusahaan anyar, sementara di pasar kerja tersedia 250.000 fresh graduate , seharusnya perusahaan tidak kekurangan tenaga kerja. Namun, setiap perusahaan memiliki standar perekrutan karyawan, sementara tidak setiap lulusan memiliki kualitas yang dibutuhkan dunia kerja.

Oleh karena itu, Indonesia kini memiliki jumlah lulusan perguruan tinggi menganggur cukup tinggi. Merujuk data Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti), angka pengangguran pada 2018 jumlahnya di atas 600.000 orang.

Menurut Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (Aptisi) salah satu biang kerok munculnya masalah ini adalah kebijakan pemerintah Indonesia yang tidak mengontrol izin pendirian perguruan tinggi. Pada 2017, ada lebih dari 4.000 perguruan tinggi di Indonesia, di mana sekira 97 persennya adalah kampus swasta.

Aptisi menuding pemerintah terlalu gampang memberikan izin pendirian perguruan tinggi. Tapi sayangnya hal tersebut tidak dibarengi dengan peningkatan kualitas pendidikan.

Kemenristekdikti pada 2018 sempat mempersingkat izin pendirian perguruan tinggi menjadi hanya tiga bulan. Saking gampangnya bikin perguruan tinggi, bangunan ruko empat lantai pun bisa disulap jadi kampus.

Masalah lain, menurut Aptisi, pola persebaran perguruan tinggi juga ternyata hanya terfokus di Pulau Jawa.  Dampaknya, terjadi kesenjangan pendidikan antar wilayah.

Kita agak lega karena setidaknya pada 3 tahun terakhir, banyak anak muda yang sudah memiliki kemampuan mengembangkan usaha. Selain itu, dunia kerja baru yang tidak ada sebelumnya bermunculan dan sangat kooperatif dengan aneka ketrampilan yang dimiliki anak-anak muda Indonesia. Namun, jumlah pengangguran terdidik masih tetap tinggi. (c-hu)

Sign up via our free email subscription service to receive notifications when new information is available.