Clakclik.com, 27 April 2020—Saat ini, pagebluk Covid-19 menuntut manusia untuk social distancing, menjaga jarak. Padahal, budaya manusia itu berkumpul dan berkelompok.
Lebih dari itu, pagebluk Covid-19 juga menuntut aneka perubahan dalam kehidupan manusia. Ketaatan menjadi salah satu kunci keselamatan.
Oleh karena itu, ada baiknya kita menengok beberapa pesan kearifan Jawa dalam menghadapi pagebluk Covid-19 ini.
Berikut 3 pesan kearifan Jawa dalam menghadapi pagebluk:
Pertama, pesan kearifan konsep 3N; yaitu (1) nglilir, artinya bangkit dan sadar, (2) nglulur, berarti bersih diri, memperbaiki diri, dan (3) nglolor, artinya rela berbagi rezeki.
Kedua, ada juga pesan kearifan yang terangkum dalam konsep 4R; yaitu (1) Rumahan, artinya berdiam diri di rumah, (2) Rumangsan, artinya merasa (mawas diri) bahwa manusia itu lemah, bisa merasakan penderitaan orang lain, (3) Rumaketan, artinya kembali mempererat hubungan keluarga, dan (4) Resikan, artinya menjaga kebersihan, cuci tangan, kaki, dan pikiran kotor.
Ketiga adalah ilmu keselamatan (ngelmu slamet) Jawa, yaitu ora ilok, artinya tidak pantas. Ada tiga macam ora ilok yang, apabila dilanggar, tentu pageblug sulit dibendung; yakni, ora ilok ngeyel, artinya tidak baik membangkang, jika dilarang mudik harus taat, ora ilok ngayal, jangan mengkhayal yang buruk-buruk apabila terkena korona, lalu kurang jujur, dan ketiga ora ilok ngluyur, artinya dilarang bepergian.
Jika pesan-pesan kearifan Jawa ini ditaati, niscaya semua berpeluang terkendali. (c-hu)