22
Fri, Nov

Prihatin Kondisi Seni Tradisi, PSB Mustiko Budoyo Pentas Di Pasar

PSB Mustiko Budoyo, pentas di tepi jalan kompleks Pasar Sukolilo, Kamis (16/1/2020) / Istimewa

Komunitas
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Sukolilo, Clakclik.com—Paguyuban Seni Barongan (PSB) ‘Mustiko Budoyo’ Desa Sukolilo, Kecamatan Sukolilo, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, menggelar pentas di pasar Sukolilo tepatnya di emperan toko di tepi jalan lintas kabupaten Pati-Grobogan, Kamis (16/1/2020) siang menjelang sore.

“Acara yang kami lakukan ini sebenarnya acara latihan rutin paguyuban yang biasanya dilakukan di secretariat. Namun, teman-teman mengusulkan agar latihan dilakukan di tempat terbuka yang bisa disaksikan banyak orang dengan tujuan memperkenalkan seni barongan kepada masyarakat,” terang Sukarjo, Ketua PSB Mustiko Budoyo.

PSB Mustiko Budoyo pimpinan Sukarjo ini sudah lebih dari 1 tahun berjalan. Selama lebih dari setahun perjalanan, mereka merasa bahwa perhatian masyarakat dan pemerintah terkait kesenian tradisional sangat minim.

PSB Mustiko Budoyo, pentas di tepi jalan kompleks Pasar Sukolilo, Kamis (16/1/2020) / Istimewa

“Payah, hampir tidak ada yang menaruh perhatian pada seni tradisi; baik pemerintah maupun masyarakat. Padahal seni tradisi menyimpan filosofi luhur yang diajarkan para leluhur. Jika semua diam, keluhuran orang Jawa dan bangsa Indonesia bisa jadi hanya akan tinggal cerita saja,” Keluh Mbah Bowo, salah satu dedengkot PSB Mustiko Budoyo.

Selamet Riyanto, aktivis sosial yang selama ini juga menjadi penggemar PSB Mustiko Budoyo mengaku senang dengan inisiatif paguyuban yang menggelar latihan diruang publik. “Pentas kesenian barongan bisa diisi banyak hal; mulai dari soal kampanye tentang gotong royong dan solidaritas sosial hingga soal kelestarian lingkungan,” Kata Selamet.

PSB Mustiko Budoyo, pentas di tepi jalan kompleks Pasar Sukolilo, Kamis (16/1/2020) / Istimewa

Di Kabupaten Pati, geliat kesenian tradisi memang bisa dikatakan ‘hidup segan mati tak mau’. Kehidupannya hanya bergantung dengan event-event tertentu. Ditingkat pemerintah, usaha menghidupkan kesenian tradisi hanya dikelola sebagai proyek. Tidak ada usaha yang kontinyu dan sistematis. Padahal, Kabupaten Pati pernah dikenal sebagai salah satu Gudang kesenian tradisi: Kethoprak, Pencak hingga Tayuban. (c-hu)

Sign up via our free email subscription service to receive notifications when new information is available.