26
Fri, Apr

Ribuan Hektar Sawah Petani di Pati Masih Tergenang

Dok. Clakclik.com

Komunitas
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Pati, Clakclik.com—Sejak banjir pertama sekitar tiga bulan lalu yang membuat ribuan hektar lahan tanaman padi usia satu sampai dua bulan mati, hingga saat ini kondisi lahannya masih tergenang air.

Pengurus Jaringan Masyarakat Peduli Sungai Juwana (Jampisawan) dan petani yang lahannya hingga saat ini masih tergenang mengeluhkan lamanya genangan dan minimnya kepedulian pemerintah.

Hal itu disampaikan dalam diskusi virtual merespon genangan air di lahan pertanian yang seakan membuat lahan pertanian di sepanjang kanan-kiri Sungai Juwana berubah seperti lautan, Sabtu (25/2/2023).

Warga memancing ikan di genangan sawah petani di Desa Tondomulyo, Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah (20/2/2023) / Clakclik.com

Joko Pramono, petani di Dukuh Gilis Desa Sugiharjo, Kecamatan Pati Kota mengatakan bahwa ia mengalami gagal tanam sejak tiga bulan yang lalu dan hingga kini sawahnya berubah seperti laut. “Airnya mbegogok (mandek-red) tidak bergerak. Kami tidak tau sebabnya; apakah karena aliran air menuju laut dihadang air laut pasang, atau karena sebab lain. Misalnya saat ini juga ada proyek besar pembuatan tapak bendung karet di aliran Sungai Juwana di wilayah perbatasan Jakenan dan Juwana, juga kondisi parkir kapal yang luar biasa,” kata Joko.

Sementara itu, salah satu tokoh Jampisawan Sugiyon, menyoroti soal respon para pihak terkait bantuan bencana. “Kalau rumah kami tergenang, bantuan berdatangan. Saat sawah kami kebanjiran, kami gagal tanam atau gagal panen, pemerintah dan relawan terkesan tidak merespon. Apakah karena tidak peduli atau tidak paham. Padahal kerugian amat besar. Kalau rumah kebanjiran tapi masih bisa panen dan punya gabah, kami tetep bisa makan. Tapi kalau kami gagal Bertani, petani bisa bertambah miskin karena kadang Sebagian modal pertanian sumbernya dari hutang,” terang Sugiyono.

Kesimpulan dari diskusi yang digelar Jampisawan itu masyarakat mengusulkan sejumlah hal. Diantaranya adalah meminta agar pemerintah bisa menyelesaikan masalah genangan di lahan pertanian yang sudah berlangsung terlalu lama. Kedua, masyarakat juga meminta agar BBWS Pemali Juwana bisa menjelaskan secara terbuka proyek saat ini yg sedang dilaksanakan di Sungai Juwana. “Dijelaskan ke warga umum, jangan hanya perangkat desa dan orang tertentu saja. Karena sampai saat ini informasinya tidak sampai ke masyarakat,” kata Ari Subekti, juru bicara Jampisawan.

Warga menangkap ikan dengan cara mengancau di genangan sawah petani di Desa Karangrowo , Kecamatan Jakenan, Kabupaten Pati, Jawa Tengah (20/2/2023) / Clakclik.com

Ketiga, masyarakat terutama para petani berharap pemerintah dan relawan peduli terhadap kondisi pertanian yang gagal panen dan gagal tanam, karena justru situasi itu yang bagi mereka paling merugikan.

Diskusi yang diselenggarakan Jampisawan ini hanya melibatkan masyarakat terdampak banjir dan tidak melibatkan relawan, ormas, maupun pihak pemerintah dengan alas an agar masyarakat bisa terbuka dan leluasa menceritakan problem-problem yang dihadapi saat ini. (c-hu)

Sign up via our free email subscription service to receive notifications when new information is available.