Pati, Clakclik.com—Seringnya Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Pati membuat event pendidikan di lokasi Pusat Kuliner Pati dinilai oleh praktisi pendidikan sebagai praktik yang tidak mendidik dan justru mengorbankan dunia pendidikan.
Petrus, Praktisi Pendidikan Dasar dari Rumah Damai Pati, mengatakan bahwa strategi mendongkrak omset penjualan di Pusat Kuliner Pati melalui event pendidikan bertolak belakang dengan semangat pendidikan anak-anak di sekolah.
“Di sekolah, anak-anak di didik untuk berhemat, tidak boros. Tapi Pemkab malah memanfaatkan anak-anak sekolah untuk mendongkrak omset pedagang di Pusat Kuliner Pati. Ini artinya kan bertolak belakang,” Terang Petrus kepada Clakclik.com, Minggu (16/2/2020)
Seperti diketahui bahwa selama 6 bulan mulai Bulan Februari hingga Agustus 2020, Pemkab Pati menggelar lomba mewarnai untuk anak Taman Kanak-kanak (TK) se-Kabupaten Pati dengan tajuk Bupati Cup; Bintang Sehari Mewarnai Gambar.
Petrus meminta agar pemerintah lebih bijak dalam membuat program. Jangan sampai dunia pendidikan dijadikan tumbal untuk menutupi proyek-proyek pemerintah yang bermasalah.
Meskipun beraneka event sudah diselenggarakan untuk mendongkrak pengunjung Pusat Kuliner Pati yang merupakan relokasi Pedagang Kaki Lima (PKL) eks Alun-alun Pati, namun usaha tersebut masih belum membuahkan hasil.
Menurut beberapa pedagang, event-event yang digelar oleh Pemkab Pati tersebut hanya menghasilkan keramaian, namun tidak mendatangkan pembeli. Mereka mengaku bahwa penghasilan yang didapatkan di lokasi Pusat Kuliner Pati itu tetap lebih kecil dibandingkan saat mereka berdagang di sekitar Alun-alun Pati. (c-hu)