Sukolilo, Clakclik.com—Umumnya bukit karst, lokasi air terjun ‘Tiga Tingkat’ yang berada di Desa Kedungwinong, Kecamatan Sukolilo, Pati, Jawa Tengah dikeliligi oleh batuan kast berwarna cokelat. Meski begitu, warga tetap bisa bercocok tanam palawija utamanya jagung pada bebatuan itu.
Simak juga: https://www.clakclik.com/video/51-videos/1197-pesona-air-terjun-tiga-tingkat-kedungwinong
Air terjun ‘Tiga Tingkat’ berada ditengah Desa Kedungwinong; salah satu desa yang masuk dalam Kawasan Bentang Alam Karst (KBAK) Sukolilo. Di desa ini terdapat puluhan goa dan air terjun dengan sungai yang eksotik.
Saat ini, di Desa Kedungwinong, sedang popular air terjun ‘Tiga Tingkat’. Selain eksotik, air terjun ini berada tepat ditepi jalan antar dukuh yang cukup mudah diakses.
Pengunjung Air Terjun Tiga Tingkat di Desa Kedungwinong, Sukolilo, Pati sedang asyik bermain di sekitar air terjun, Minggu (14/6/2020) / Clakclik.com
Saat kita hendak menuju lokasi air terjun ‘Tiga Tingkat’, kita juga akan disuguhi pemandangan alam nan eksotik berupa dinding batu kapur di kanan kiri yang menjulang tinggi. Di dinding itu, kita juga bisa menjumpai ratusan sarang burung hantu. Saat kita berkunjung di pagi atau sore hari, kita akan melihat burung hantu keluar masuk sarang.
Eksotisme air terjun ‘Tiga Tingkat’ ini mulai dipopulerkan Karang Taruna Batik Madirm yang merupakan karang taruna desa setempat. Mereka saat ini sedang merintis agar Kawasan air terjun ‘Tiga Tingkat’ bisa menjadi Kawasan wisata alam yang terlindungi dan bisa memberi manfaat ekonomi bagi warga setempat.
Saat ini, lokasi air terjun ‘Tiga Tingkat’ mulai ditata oleh pihak Karang Taruna Batik Madrim atas persetujuan pemerintah desa.
Saat Clakclik.com berkunjung di lokasi, Minggu (14/6/2020), terlihat sejumlah anak muda yang tergabung dalam Karang Taruna Batik Madrim mulai berbagi peran; ada yang mengurus parkir kendaraan pengunjung, memantau mobilisasi pengunjung terkait keselamatan dan menghimbau kepada pengunjung untuk tidak membuang sampah sembarangan.
Meskipun begitu, pengunjung masih belum dipungut biaya. “Kami belum memungut biaya untuk pengunjung. Paling hanya parkir, sewa ban untuk berenang dan menyediakan kotak infaq untuk kebersihan,” kata Bisri Musthofa, Ketua Karang Taruna Batik Madrim.
Karena masalah keterbatasan sumber daya baik pendanaan maupun skil pengelolaan wisata, Bisri Musthofa berharap pemerintah berkenan mendukung inisiatif yang dilakukan karang taruna itu. (c-hu)