25
Thu, Apr

Harga Diri

Dok. Sarbumusi Pati-PSP

Inspirasi
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Ada beberapa orang yang mengalami kondisi seperti ini: mereka sangat yakin dengan kemampuan dan keunggulannya, apakah sebagai musisi, olahragawan, atau ilmuwan bahkan sampai mendapatkan penghargaan di bidangnya. Namun, ternyata capaian tersebut tidak membuat diri mereka puas dan bahagia dengan hidupnya.

Bagaimana menjelaskan hal ini secara umum? Sangat boleh jadi salah satu jawabannya adalah adanya harga diri yang rendah.

Claire Jack (2020), seorang hipnoterapis dan pelatih pengembangan diri, mengatakan, orang sering mengacaukan kepercayaan diri dengan harga diri. Perasaan bingung di antara keduanya sering membuat orang salah jalan untuk menjadi seseorang yang lebih mapan dengan ”kulitnya” sendiri.

Misalnya seseorang mungkin merasa bahwa tindakan operasi hidung dan pengencangan kulit akan membuatnya lebih menyukai diri sendiri, dia menjalani semua prosedur. Walau hasil tindakan sangat mengagumkan, pada dasarnya dia masih tetap tidak puas dengan dirinya.

Pada contoh ini, mengejar solusi untuk menjadi lebih baik atau menarik baginya tetap menunjukkan bahwa dia bergerak dari titik ketakutan. Rasa takut yang tidak dapat diterima—bagi diri sendiri dan orang lain—mendorongnya untuk terus meningkatkan diri. Hal ini bisa menjadi siklus yang tidak pernah berakhir karena tujuan kepercayaan diri bergerak semakin jauh.

Harga diri

Sebagian besar teori psikologi menyebutkan bahwa harga diri mengacu pada penilaian kita terhadap diri sendiri (Mruk, 1995), termasuk seberapa besar kita menyukai, menyetujui, atau menghargai diri sendiri.

Claire Jack mengatakan bahwa harga diri adalah bagaimana kita memandang diri sendiri. Seberapa berharganya perasaan kita berada di suatu tempat di dunia ini, sebagaimana adanya kita. Harga diri mengacu pada penerimaan kita terhadap diri sendiri dan nilai yang kita tempatkan pada diri kita. Kata ”penghargaan” berarti menganggap tinggi atau menyenangkan. Ketika kita menerapkannya pada diri sendiri dan itu tinggi, kita menganggap diri kita tinggi; ketika rendah, kita menganggap diri kita rendah. Ini adalah evaluasi kita secara keseluruhan tentang diri kita sebagai manusia.

Kepercayaan diri, di sisi lain, mengacu pada sesuatu yang kita miliki dan kuasai dalam bidang-bidang tertentu di kehidupan kita. Kita mungkin merasa sangat percaya diri untuk tampil ke atas panggung untuk menyanyi atau berpidato.

Neel Burton (2015), seorang psikiater, juga menjelaskan bahwa percaya diri adalah keyakinan pada diri sendiri, khususnya pada kemampuan atau bakatnya untuk terlibat dengan sukses atau setidaknya secara memadai dengan dunia. Orang yang percaya diri siap menghadapi tantangan baru, menangkap peluang, menghadapi situasi sulit, dan bertanggung jawab ketika ada masalah.

Hanya saja, kepercayaan diri dan harga diri tidak selalu berjalan beriringan. Secara khusus, adalah mungkin untuk menjadi sangat percaya diri tetapi memiliki harga diri yang sangat rendah, misalnya dengan fenomena adanya artis dan selebritas, yang dapat tampil di hadapan ribuan penonton, tetapi kemudian merusak dan bahkan membunuh diri dengan obat-obatan.

Cara Anda memandang diri sendiri mungkin diatur di masa kecil Anda. Apakah Anda diberi cinta dan penerimaan tanpa syarat sebagai seorang anak akan memengaruhi apakah Anda menerima diri sendiri tanpa syarat atau tidak. Jika merasa bahwa Anda harus menjadi yang terbaik atau paling menarik untuk diterima oleh orangtua, ini akan memengaruhi pemikiran Anda tentang hubungan antara menerima diri sendiri berdasarkan pencapaian Anda.

Claire Jack mengatakan hal ini bukan berarti bahwa berusaha menjadi baik pada sesuatu yang Anda peroleh kepuasannya adalah hal yang buruk. Harga diri sering kali sudah terbentuk pada usia dini, tetapi dapat berfluktuasi sepanjang hidup. Bagian dari fluktuasi itu mungkin terkait dengan rasa percaya diri yang tinggi sehubungan dengan karier, peran dalam keluarga, atau kegiatan kreatif Anda. Penelitian lain menunjukkan, meskipun harga diri relatif stabil sepanjang hidup seseorang, itu tidak berarti menetap atau tidak dapat diubah.

Singkatnya, tidak selalu mendapatkan kepercayaan diri yang tinggi di area tertentu akan secara otomatis membuat Anda merasa lebih baik tentang diri sendiri. Meningkatkan harga diri Anda melibatkan penerimaan diri dan cinta diri, bukan justru terus-menerus mencoba untuk ”memperbaiki” diri sendiri dengan mengerjakan apa yang dapat Anda lakukan secara lebih baik.

Tchiki Davis, seorang konsultan, penulis, dan pakar well-being (2022) bersama Arasteh Gatchpazian menjelaskan bahwa memiliki harga diri yang rendah sesuai dengan evaluasi negatif terhadap diri sendiri. Dengan kata lain, jika Anda memiliki harga diri yang rendah, Anda biasanya tidak menganggap diri positif dan cenderung lebih kritis terhadap diri sendiri. Anda mungkin terjebak dalam lingkaran self-talk negatif, mengatakan pada diri sendiri hal-hal seperti, ”saya tidak berharga”, ”saya tidak cukup pintar”, atau ”saya membosankan". Hal ini dapat memunculkan perasaan cemas, sedih, atau putus asa.

Meningkatkan harga diri

Meski harga diri tidak mudah untuk berubah, tetapi dapat berkembang selama masa hidup Anda. Diperkirakan keyakinan kuat tentang diri Anda berperan dalam meningkatkan harga diri yang rendah. Namun, ketika kita lebih memahami bagaimana kita membiarkan peristiwa eksternal menentukan harga diri kita, maka kita dapat mulai menggeser nilai kita ke hal-hal yang lebih dapat dikendalikan. Ada cara untuk mulai melihat diri secara lebih positif dan dapat meningkatkan kehidupan Anda (Gatchpazian dan Davis, 2022).

1. Hidup secara sadar.

Harga diri berakar pada kemampuan seseorang untuk hidup secara sadar dan fokus pada apa yang terjadi pada saat ini, tanpa terus terpaku pada masa lalu atau terlalu memikirkan masa depan.

2. Melatih penerimaan diri.
Ini melibatkan menerima diri sendiri tanpa syarat dan menunjukkan belas kasih pada diri sendiri di berbagai situasi (misalnya, ketika membuat kesalahan).

3. Melatih tanggung jawab pribadi.

Ketika mempraktikkan hal ini, sadari bahwa Anda bertanggung jawab atas pilihan dan perilaku sendiri. Karena itu, Anda tidak dapat menyalahkan orang lain dan tidak dapat mengharapkan orang lain membuat pilihan untuk Anda. Pada akhirnya, Andalah yang mengambil tanggung jawab.

4. Berlatih perilaku asertif.

Penting untuk menghormati kebutuhan Anda dengan berperilaku tegas tanpa menyakiti hati orang lain. Tidak apa-apa untuk menempatkan diri Anda terlebih dahulu dan membiarkan ini diketahui orang sekitar kehidupan Anda.

5. Hidup bertujuan.

Memiliki rasa bertujuan adalah penangkal perasaan tidak berharga. Anda memiliki sesuatu yang ingin dicapai dan membuat rencana untuk melakukannya. Anda menjalani hidup dengan arah yang jelas di dalam pikiran Anda.

6. Hidup dengan integritas.

Pilar harga diri ini berfokus pada kompas moral Anda. Ketika menjalani kehidupan dengan integritas pribadi, Anda bertindak sesuai dengan nilai-nilai Anda dan menjalani kehidupan yang otentik.

Sumber: https://www.kompas.id/baca/kolom/2022/04/08/harga-diri

 

Sign up via our free email subscription service to receive notifications when new information is available.