26
Fri, Apr

Markum; Sang Legenda Merpati Pati

Markum / Foto: Clakclik.com

Inspirasi
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Clakclik.com, 12 September 2020--Sore itu, ditengah persawahan Desa Jepat Kidul, Kecamatan Tayu, Kabupaten Pati sejumlah orang terlihat menggendong sangkar susun berisi burung merpati. Sesampainya di tengah pematang dengan Bendera Merah Mutih berkibar, mereka berhenti dan menurunkan sangakar dari gendongan.

Baca juga: https://www.clakclik.com/72-peristiwa/1374-kuatkan-silaturrahmi-sejumlah-klub-merpati-gelar-lomba-di-tayu-2

Markum sedang menerbangkan merpati miliknya dalam pemanasan lomba di Desa Jepat Kidul, Tayu, Pati, Jum'at (11/9/2020) / Clakclik.com

Selanjutnya, orang-orang itu terlihat mengeluarkan merpati yang ada di sangkar. Satu persatu burung dilepas-terbangkan. Setelah itu, mereka mengangkat handy talky (HT); terlihat seperti sedang berbicara pada orang yang berada diseberang jauh.

Bergeser 500 meter dari lokasi orang-orang yang menerbangkan merpati tadi, terlihat sejumlah orang berkerumun ditepi jalan desa. Mereka berkerumun sambal memegangi merpati; kadang diangkat, kadang dinaik-turunkan agar sayapnya berkepak, sesekali sambal teriak. Ternyata orang-orang itu sedang menanti merpati yang diterbangkan tadi. Burung-burung yang dipegangi itu adalah tandem merpati yang diterbangkan tadi.

Sore itu, Jum’at 11 September 2020, sejumlah klub merpati sedang mengadakan silaturrahmi yang dikemas dalam bentuk perlombaan. Acara itu tak hanya dihadiri klub-klub lokal Pati namun juga ada sejumlah klub dari Jepara, Kudus dan Demak.

Markum sedang bicara dengan temannya melalui handy talky (HT) setelah melepas merpatinya dalam pemanasan lomba di Desa Jepat Kidul, Tayu, Pati, Jum'at (11/9/2020) / Clakclik.com

Ditengah hiruk pikuk itu, terlihat seorang dengan rambut dan janggut memutih namun terkesan ‘kiyeng’ dan gagah sibuk mengatur orang-orang. Sebelumnya, ia juga terlihat menerbangkan merpati di titik pematang berbendera merah putih; 500 meter dari lokasi kerumunan.

Lelaki itu adalah Markum, seorang senior dalam dunia per-merpati-an di Kabupaten Pati. Lelaki yang dijuluki kawan-kawannya sebagai legenda merpati ini mengaku mulai hobi memelihara merpati balap sejak 1985; sekitar 38 tahun silam.

Markum mengaku, meskipun ia tidak pernah jauh melanglang buana untuk urusan merpati, namun ia biasa beredar di wilayah Pati, Kudus, Jepara, Demak, Jawa Tengah dan Tuban Jawa Timur untuk bersilaturrahmi dan mengikuti lomba merpati.

“Saya ini senang saja sama merpati. Yang lebih senang ya bisa berkumpul dengan teman-teman sesama penghobi merpati. Bisa tukar pikiran dan saling mendukung,” kata Markum.

Markum berpose dengan sepasang merpati di tenda panitia lomba di Desa Jepat Kidul, Tayu, Pati, Jum'at (11/9/2020) / Clakclik.com

Markum yang merupakan warga Desa Kajen, Kecamatan Margoyoso, Pati itu kini memiliki 10 pasang merpati balap. Untuk soal kualitas merpati, dirinya tidak terlalu menyoal, namun untuk menilai apakah merpati itu bagus dan tidak, ia memiliki kemampuan lantaran saking lamanya bermain merpati balap.

“Kalau soal juwara apa tidak, kita tidak bisa prediksi, karena kadang burung juga mengalami kecelakaan, misalnya patah sayap, dan lain-lain. Kalau bagi saya kalah menang dalam lomba bukan perioritas utama. Yang penting saya bisa kumpul dan menyemangati teman-teman,” terang Markum.

Diusianya yang sudah kepala 5 itu, Markum mengaku tetap ingin bergabung dengan teman-temannya yang rata-rata anak muda untuk terus mencintai merpati balap. (c-hu)

Sign up via our free email subscription service to receive notifications when new information is available.