24
Sun, Nov

Hati-hati, Stroke Bisa Datang Lebih Dini

Ilustrasi / Clakclik.com

Inspirasi
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Clakclik.com, 8 Juli 2020—Anggapan bahwa stroke adalah penyakit yang menyerang kelompok usia tua adalah salah. Stroke bisa terjadi pada siapa saja dari kelompok usia manapun.Hal ini terungkap dalam sebuah webinar bertema “Stroke Tidak Mengenal Usia” yang diselenggarakan oleh Bethsaida Hospital, sebuah rumah sakit di Tangerang, Banten, Selasa (8/7/2020).

Informasi itu disampaikan oleh Dokter Spesialis Bedah Saraf, Wienorman Gunawan. "Paling muda yang pernah saya tangani dan operasi usianya 10 tahun. Tapi saat ini sudah kembali bersekolah seperti biasa. Stroke bisa terjadi kapan saja, pada siapa saja, saat sedang beraktivitas apa pun." Kata Wienorman.

Wienorman menambahkan, berdasarkan data Kementerian Kesehatan 2018, kejadian stroke memang paling banyak terjadi pada usia 60 tahun ke atas. Namun, bukan berarti tidak ada kasus stroke di usia muda. "Yang di bawah 20 tahun (15-24 tahun) ada 0,6 persen. Jadi sedikit, tapi ada," sambungnya.

Penyebab terbanyak stroke di usia muda adalah aneurisma, kelainan pembuluh darah pada otak.Aneurisma adalah pelebaran dinding pembuluh darah akibat lemahnya struktur dinding tersebut.

Namun, dengan penanganan yang segera aneurisma bisa diatasi sebelum pecah dan dapat memicu terjadinya stroke hemoragik atau stroke pendarahan."Aneurisma bisa diatasi sebelum pecah, karena kalau sudah pecah komplikasinya bisa menjadi berat," tutur Wienorman.

Stroke bisa dicegah salah satunya dengan perubahan gaya hidup. Kondisi kesehatan seperti tekanan darah tinggi dan obesitas dapat memicu serangan stroke. "Hipertensi, penyakit jantung, kebiasaan merokok, kolesterol. Itu yang bisa kita ubah," ungkap Wienorman.

Beberapa perubahan gaya hidup yang bisa dilakukan antara lain: memperbanyak aktivitas fisik, minimal dengan melakukan 7.500 langkah per hari, berhenti merokok dan mengurangi konsumsi minuman beralkohol, memperbanyak konsumsi sayur dan buah, serta menerapkan pola makan bergizi seimbang. Selain itu mengontrol LDL atau kolesterol jahat serta istirahat cukup dan mengelola stress.

Wienorman juga mengingatkan agar masyarakat cepat mencari pertolongan jika sudah merasakan gejala yang mengarah pada stroke. Beberapa gejala stroke antara lain kelumpuhan atau kebas pada sisi tubuh, rabun yang terjadi secara tiba-tiba, pandangan ganda tiba-tiba, hingga sakit kepala luar biasa. (c-hu)

Sign up via our free email subscription service to receive notifications when new information is available.