Di lingkungan pergaulan orang Jawa, pasemon atau sindiran merupakan bagian nafas kehidupan. Kebiasaan orang Jawa yang tidak thok leh atau to the point sering menggunakan bahasa-bahasa kiasan atau sindiran dalam mengingatkan orang.
Meski perilaku itu relatif berkurang, namun kreatifitas membuat sindiran, membangun bahasa satire, masih mengalir dalam darah orang-orang Jawa kekinian.
Walaupun gaya dan versi serta kedalaman maknanya bergeser, namun kekuatan sindiran Jawa masih mak jleb, menembus jantung perasaan para pelakunya.
Jika dulu sindiran-sindiran itu disampaikan dengan bahasa yang indah, sanepo dan adiluhung, kini sindiran-sindiran itu cenderung verbal dan to the point. Hal ini mengingat generasi milenial juga sudah banyak yang tidak paham bahasa Jawa versi halus. Rata-rata anak-anak muda hanya menguasai bahasa Jawa ngoko (umum dipakai khalayak).
Nah, Clakclik.com berhasil mengumpulkan 10 pasemon berbahasa Jawa mak jleb itu. Lima pasemon tentang persoalan relasi berkawan dan kehidupan, lima lainnya membicarakan soal omongan, lambe dan cocot. ini nih penampakannya:
• 5 pasemon Jawa soal relasi berkawan dan kehidupan
1. Ngaku koncu gur pengen nunut mulyo. Pas konco ciloko malah lungo
Mengaku teman hanya ingin mendapatkan kemulyaan secara Cuma-Cuma, pas teman sengsara lalu pergi.
2. Nek kowe ora nduwe sego, ojo njur mangan konco
Kalau kamu tidak punya nasi atau tidak punya makanan, jangan makan teman.
3. Uripmu koyo wit gedhang. Duwe jantung randuwe ati
Hidupmu seperti pohon pisang. Punya jantung tapi tidak punya hati.
4. Urip dipaido, mati ditangisi, waras dilarani
Saat hidup digunjing di cemooh, jika mati mati ditangisi, saat sehat disakiti
5. Jenenge urip mesti akeh cobaan, yen akeh saweran jenenge ndangdutan
Hidup itu pasti penuh cobaan dan tantangan, kalau banyak saweran namanya dangdutan.
• 5 Pasemon Jawa tentang Perkataan
1) Sesuk tak tumbasno cakram, ben cocotmu ora blong
Besuk saya belikan cakram (rem cakram), agar mulutmu (kalau ngomong) tidak ngelantur
2) Kowe ngelih banget po? Nganti mangan omonganmu dewe?
Apakah kamu terlalu lapar, hingga memakan perkataanmu sendiri?
3) Nek ngomong ojo manis-manis, ngko sing krungu ndak keno diabetes.
Kalau bicara jangan terlalu manis, nanti yang mendengar malah terkena diabetes
4) Kerjo abot tak tekuni ben entuk duit akeh nggo ngeramik lambemu
Kerja berat aku lakukan agar dapat uang banyak supaya bisa pasang keramik untuk mulutmu.
5) Nek lambemu ono BPKBne mesti wes tak gadekke
Jika mulutmu ada BPKB-nya, pasti sudah saya gadaikan
Jika Anda punya koleksi yang lain, bisa dikumpulkan. Suatu saat nanti kita satukan untuk dibuat jadi buku: Pasemon Jawa Jaman Now.