Pernyataan kasar dan merendahkan yang dilontarkan oleh agamawan belakangan ini meresahkan masyarakat dan menimbulkan pertanyaan mendalam tentang peran mereka dalam masyarakat.
Editorial | Clakclik.com | 6 Desember 2024
Sebagai figur yang seharusnya menjadi teladan dan sumber inspirasi, tindakan mereka justru menabur benih perpecahan dan kebencian. Kekecewaan publik tertumpah, terutama bagi mereka yang selama ini menggantungkan harapan pada ajaran agama untuk menciptakan kedamaian dan kerukunan.
Perlu dipahami bahwa agama mengajarkan nilai-nilai luhur seperti kasih sayang, toleransi, dan penghormatan. Alih-alih menjadi perekat persatuan, ucapan-ucapan yang menyinggung dan menghina justru memecah belah umat dan merusak citra agama. Sikap seperti ini tidak hanya melukai perasaan, tetapi juga mengikis kepercayaan publik terhadap agama dan para agamawan.
Lebih jauh lagi, tindakan tersebut dapat memicu konflik sosial dan polarisasi. Dalam konteks masyarakat yang majemuk seperti Indonesia, di mana beragam agama dan kepercayaan hidup berdampingan, sikap intoleran dari agamawan dapat memicu gesekan antarkelompok. Hal ini tentu sangat berbahaya dan dapat mengancam stabilitas sosial-politik negara.
Lihat juga: https://www.youtube.com/watch?v=NVPqe0TaV0I&t=6s
Lihat juga: https://www.youtube.com/watch?v=qPG7A9zgLuk&t=49s
Pertanyaannya kemudian, bagaimana seharusnya agamawan bersikap? Mereka seharusnya menjadi contoh dalam berakhlak mulia, bersikap bijaksana, dan mengutamakan dialog dalam menyelesaikan perbedaan.
Agamawan yang patut dijadikan sebagai contoh di Indonesia adalah Gus Dur. Cara penyampaian dakwahnya yang sopan dan lembut serta sikap toleransinya yang tinggi membuatnya disegani dan dihormati oleh seluruh umat beragama di Indonesia. Bahkan, hingga kini makamnya tidak hanya diziarahi oleh warga Muslim, tetapi juga non-Muslim.
Ke depan, diperlukan pengawasan dan regulasi yang lebih ketat terhadap perilaku agamawan. Lembaga keagamaan perlu berperan aktif dalam memberikan sanksi kepada mereka yang melanggar norma-norma agama dan etika. Selain itu, masyarakat juga perlu berani bersuara dan menolak segala bentuk ujaran kebencian dan tindakan intoleran, dari siapa pun sumbernya.