Clakclik.com, 3 April 2022—Tren meningkatnya pengeluaran untuk upaya pencegahan/preventif dalam tiga tahun terakhir menunjukkan pula meningkatnya kesadaran masyarakat untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan.
Pemeliharaan kesehatan untuk menjaga imunitas mengambil porsi terbesar dibanding jenis pengeluaran lainnya. Dampaknya keluhan kesehatan dan angka kesakitan pun mengalami penurunan.
Hidup sehat, bebas dari penyakit, adalah keinginan setiap orang. Tubuh yang sehat pastinya akan mendukung aktivitas dan produktivitas. Secara makro, penduduk yang sehat akan membentuk sumber daya manusia (SDM) yang unggul, yang tentu saja akan mendorong terwujudnya cita-cita bangsa.
Oleh karena itu, tak berlebihan jika menjaga kesehatan merupakan salah satu bentuk investasi masa depan. Bahkan, menurut Mahatma Gandhi, seorang pemimpin dan tokoh spiritual dari India, ”Harta kekayaan yang sejati adalah kesehatan, bukan kepingan emas maupun perak”.
Di samping itu, kondisi sehat juga akan mengurangi alokasi keuangan seseorang untuk mengobati penyakit sehingga dapat dialihkan untuk keperluan produktif lainnya. Tak dapat dimungkiri, pandemi Covid-19 yang terjadi sejak tahun 2020 juga memperberat tugas pemerintah dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
Namun, di sisi lain pandemi juga menumbuhkan kesadaran bagi masyarakat untuk lebih menjaga kesehatan agar memiliki imunitas tubuh yang baik.
Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2021, alokasi pengeluaran untuk kesehatan sebagai salah satu komponen pengeluaran bukan makanan tampak mengalami peningkatan dalam tiga tahun terakhir, meski masih di kisaran 5 persen.
Pada tahun 2021, tercatat mengalami peningkatan 0,28 persen dibandingkan tahun sebelumnya, dari 5,07 persen menjadi 5,35 persen. Peningkatan utamanya terjadi di daerah perkotaan, sedangkan pengeluaran untuk kesehatan masyarakat perdesaan cenderung menurun.
Pengeluaran kesehatan ini merupakan seluruh pengeluaran yang dikeluarkan oleh rumah tangga untuk membiayai pengobatan, baik yang bersifat kuratif (mengobati), preventif (mencegah), maupun biaya obat.
Dilihat dari jenis pengeluaran tersebut, distribusi pengeluaran per kapita terbesar masih didominasi untuk tujuan kuratif, yaitu sebesar 64,39 persen.
Sementara distribusi untuk tujuan preventif mengambil porsi hampir seperempat dari total jenis pengeluaran. Meskipun demikian, trennya terpantau mengalami peningkatan.
Pengeluaran kesehatan tersebut dapat menjadi salah satu instrumen yang menunjukkan pola perilaku masyarakat dalam upaya meningkatkan atau menjaga kesehatannya. Tren yang semakin baik untuk melakukan pencegahan menunjukkan bahwa masyarakat semakin sadar untuk hidup sehat agar terhindar dari penyakit. (c-hu)