Clakclik.com, 16 April 2024— Laporan terbaru Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNESCO menempatkan kebahagiaan sebagai pusat kebijakan pendidikan. Kebahagiaan di sekolah menjadi faktor utama dan penting dalam mengatasi krisis pembelajaran.
Publikasi UNESCO itu menganjurkan pendekatan menyeluruh atau holistik untuk meningkatkan kebahagiaan sekolah dalam kebijakan dan praktik pendidikan. Konsep happy schools atau sekolah bahagia telah berkembang menjadi sebuah gerakan global.
”Kita perlu menghentikan keyakinan bahwa prestasi, keunggulan, dan ketelitian di sekolah tidak bisa dibarengi dengan kegembiraan dan kebahagiaan. Hal ini harus terjadi jika kita ingin mengatasi krisis pembelajaran saat ini,” ujar Asisten Direktur Jenderal Pendidikan UNESCO Stefania Giannini dilansir dari Unesco.org, Minggu (14/4/2024).
Giannini menyebutkan, lingkungan sekolah yang menyenangkan dan menumbuhkan pedagogi menarik akan meningkatkan pengalaman belajar sehingga menghasilkan capaian yang baik. Namun, untuk menciptakan dan mempertahankan lingkungan sekolah seperti itu, transformasi sekolah saja tidak cukup, tetapi juga perlu transformasi sistem pendidikan.
”Kerangka kerja happy schools mengacu pada temuan-temuan dalam ilmu pembelajaran, termasuk ilmu saraf dan psikologi kognitif, untuk mengadvokasi pengakuan global terhadap hubungan antara kebahagiaan dan pembelajaran dalam kebijakan pendidikan,” ucapnya.
Kerangka kerja tersebut mengidentifikasi 12 bidang utama, mulai dari kurikulum hingga desain tata ruang untuk menyelaraskan sistem pendidikan menuju kebahagiaan dalam pembelajaran. Laporan itu diharapkan akan memicu gerakan global di mana setiap anggota komunitas sekolah menyadari potensi mereka sepenuhnya untuk menciptakan lingkungan sekolah yang bahagia.
”Kami percaya bahwa ketika siswa dipupuk oleh pengalaman belajar yang menyenangkan di lingkungan sekolah, mereka akan menjadi orang dewasa yang berdaya dan mampu terlibat secara positif dengan diri mereka sendiri, dengan orang lain, dan dengan dunia di sekitar mereka. Bagaimanapun, fondasi perdamaian terletak pada pikiran generasi mendatang,” ujarnya.
Prof Kathy Hirsh-Pasek Psikolog anak dari Temple University, Amerika Serikat, menyoroti hubungan pembelajaran menyenangkan dengan pengalaman belajar serta hasil yang lebih baik. Ia menekankan pentingnya tiga prinsip dalam pembelajaran, yaitu pemberdayaan, inklusi, dan kepercayaan.
”Prinsip-prinsip pembelajaran aktif dan menyenangkan yang didasarkan pada ilmu pembelajaran dipetakan langsung ke dalam kerangka happy schools,” katanya.
Mario Piacentini, Analisis senior di Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD), mengatakan, berdasarkan temuan dari penilaian Programme for International Student Assessment (PISA) 2022, rasa memiliki dan hubungan sosial menjadi pendorong utama kepuasan hidup siswa. Pendidikan bukan hanya tentang prestasi akademis, tetapi juga mengenai pengasuhan secara keseluruhan.
Perhatian terhadap hubungan antara kebahagiaan dan pembelajaran perlu ditingkatkan. ”Siswa menjalin hubungan dengan teman-teman dan guru mereka disertai dengan rasa aman dan rasa percaya diri,” ujarnya. (c-hu)