Soal Bau Busuk Pantura: DLH Cek Limbah Pabrik, Warga Bilang Urusan Bau Busuk Harus Tuntas

Dok. GeTab

Komunitas
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Pati, Clakclik.com—Setelah dua minggu warga korban bau busuk pantura (Jalan Pantura Pati-Juwana-red) melakukan aksi virtual dengan cara membuat tulisan di kertas, kemudian di foto dan diupload ke media sosial, akhirnya mendapatkan tanggapan dari pihak pemerintah; dalam hal ini Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Pati, Rabu (15/7/2020).

Baca juga: https://www.clakclik.com/identitas/35-komunitas/1257-ajakan-aksi-virtual-stopbaubusukpantura-mulai-mendapat-respon-warga

Seperti dikutip sejumlah media, pihak DLH merespon keluhan warga soal merebaknya bau busuk yang sudah terjadi hampir 5 tahun itu dengan melakukan cek sampel limbah pabrik di di tepi jalan Pantura tersebut.

Kepala DLH Pati Purwadi mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan pembinaan dan pengaswasan, namun belum maksimal.

“Kami sudah melakukan pengawasan dan pembinaan, namun upaya yang kami lakukan hasilnya belum maksimal,” kata Purwadi di laman Radar Kudus, Kamis (16/7/2020).

Merespon hal itu, warga berpendapat bahwa seharusnya DLH Pati memastikan kepada warga darimana sebenarnya sumber bau busuk itu berasal.

“Misalnya kalau berasal dari pabrik, itu dari pabrik yang mana, kan ditepi jalan pintura itu ada 3 pabrik. Harus terbuka dijelaskan agar warga tidak salah paham,” kata Supriyono, salah satu tokoh penggagas aksi protes virtual itu.

Sementara itu, Joko Pramono, warga Desa Sugiharjo mengatakan bahwa pada prinsipnya pihak warga tidak menyoal keberadaan pabrik, tapi hanya menyoal bau busuk yang mengganggu.

“Jadi, bau busuk itu sangat mengganggu. Orang jadi tidak bisa istirahat dengan baik, anak-anak juga tidak bisa konsen saat belajar,” kata Joko Pramono.

Baik Supriyono maupun Joko Pramono dan juga banyak warga berharap pemerintah serius  menangani persoalan bau busuk ini. Menurut mereka memang selama hampir 5 tahun tidak selalu tiap hari datang bau busuk, namun frekwensinya lebih sering terjadi bau dibanding tidak bau.

“kami itu maunya ya bau busuk tidak datang secara permanen. Jangan kalau pas warga protes bau nggak datang, nanti kalau warga diam, bau tiba-tiba datang. Itu yang kami harapkan dari pemerintah,” kata Joko Pramono.

Biasanya, bau busuk itu datang ke satu tempat sesuai hembusan arah angin. Namun, untuk warga yang melintas di jalan Pantura Pati-Juwana, biasanya mencium bau busuk saat lewat di komplek pabrik tersebut. (c-hu)