Meriahnya Satu Abad NU di Pucakwangi

Dok. Clakclik.com

Komunitas
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Pucakwangi, Clakclik.com—Tepat bersamaan dengan puncak acara Peringatan Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU), Selasa (7/2/2023) yang digelar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), gelaran yang sama juga dilakukan di sejumlah tempat mulai dari yang besar hingga yang kecil.

Panitia berseragam LAZISNU Pucakwangi terlihat mengarahkan muslimat-fatayat yang hadir untuk membubuhkan tanda tangan sebelum memasuki lokasi peringatan satu abad NU yang diselenggarakan MWCNU Pucakwangi, Selasa (7/2/2023) / Clakclik.com

Di Kecamatan Pucakwangi, Kabupaten Pati, Jawa Tengah, Majlis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) menggelar acara yang sama di Kompleks Masjid Besar Nuruh Huda Desa Pucakwangi, Kecamatan Pucakwangi yang lokasinya tepat berada di tengah pusat kota Kecamatan Pucakwangi.

Meskipun acara diselenggarakan hanya setengah hari pada Selasa (7/2/2023) jam 13.00-16.00 WIB, namun geliat kemeriahan acara di lokasi sudah mulai terasa sejak sekitar tiga hari sebelumnya.

Pantauan Clakclik.com di lapangan, geliat kemeriahan sebelum waktu pelaksanaan itu ditunjukkan dengan banyaknya pemasangan banner ucapan selamat satu abad dari ranting-ranting, badan otonom, dan lembaga dibawah naungan MWCNU, dan sejumlah pihak yang peduli; termasuk partai politik. Selain itu, ratusan gambar dan tulisan yang berisi ucapan selamat satu abad karya anak-anak pelajar Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Raudlatul Athfal (RA) juga terlihat sedang dikolase panitia.

Sedangkan di desa-desa Pengurus Ranting NU, Muslimat-Fatayat, Ansor-Banser ramai mempersiapkan “ingkung” (ayam opor utuh-red) yang akan di bawa ke lokasi acara. “Masing-masing ranting, oleh panitia diminta minimal membawa tiga ingkung,” terang Kiai Rusdi, Ketua Suriyah Ranting NU Desa Pelemgede.

Para kiai terlihat membaca manaqib Syekh Abdul Qodir Jaelani saat peringatan satu abad NU yang diselenggarakan MWCNU Pucakwangi, Selasa (7/2/2023) / Clakclik.com

Pada hari H (Selasa, 7/2/2023), kemeriahan benar-benar terlihat. Beberapa jam sebelum acara, Banser menyiapkan lokasi parkir, sterilisasi tempat, dan mulai mengatur jalan. Sementara itu terlihat banyak orang laki=laki dan perempuan keluar masuk kompleks masjid sambal membawa ingkung.

“Acaranya istighosah dan pembacaan manaqib Syekh Abdul Qodir Jaelani. Target undangan kami 700 orang. Tapi juga tidak melarang jika ada warga yang hendak ikut. Sedangkan untuk ingkung kami tidak menarget jumlahnya. Namun perkiraan sekitar 100 ingkung, sesuai dengan acaranya memperingati 100 tahun NU,” kata Andi Syaifudin salah satu panitia acara.

Waktu menunjukkan jam 13.00 WIB. Terlihat semua persiapan sudah selesai. Di teras masjid, selain sudah terpasang deklit juga tikar dari plastik untuk tempat duduk jama’ah. Sejumlah peserta juga sudah mulaia berdatangan. Panitia menyambut kedatangan peserta dengan diminta membubuhkan tanda tangan di kain sepanjang enam meter, lalu diberikan dua lembar kertas saat memasuki ruangan.

“Semua yang hadir kita minta tanda tangan di kain. Nantinya kain ini akan disimpan MWCNU Pucakwangi sebagai prasasti. Panitia juga menyediakan teks istighosah dan teks lagu satu abad NU untuk dibaca peserta,” terang Suatmadi, sekretaris panitia.

Muslimat-Fatayat terlihat sedang menyiapkan ingkung yang akan dihidangkan untuk jamaah peserta istighosah satu abad NU yang diselenggarakan MWCNU Pucakwangi, Selasa (7/2/2023) / Clakclik.com

Sejenak kemudian, orang-orang sarungan dan ratusan perempuan berjilbab dengan seragam dominasi warna hijau berdatangan memadati lokasi acara. Jumlahnya sekitar 500-an orang. Dan tepat jam 13.30 WIB panitia memulai acara.

Acara dimulai dengan pembukaan oleh petugas pembawa acara, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Sybbanul Wathan. Saat acara menyanyi, pembawa acara meminta semua hadirin berdiri. Lalu ada satu orang Banser maju menjadi dirijen.

Setelah dua lagu terlampauai dengan hidmat, semangat, dan lancer, hadirin dipersilahkan duduk kembali. Dilanjutkan dengan sambutan Ketua MWCNU Pucakwangi sebagai pihak yang punya acara. Dalam sambutannya, ketua MWC mengajak semua orang, keluarga besar NU Pucakwangi bersyukur atas usia NU yang sudah mencapai satu abad. Wujud syukur itu diantaranya harus terus semangat terlibat secara aktif nguri-uri organisasi NU dan menyiapkan generasi muda NU memasuki abad kedua.

“Kita semua pantas mensyukuri nikmat satu abad ini, namun tidak boleh terlena. Ada banyak hal penting yang harus dilakukan dalam menapaki abad kedua NU,” kata Ahmad Rozi, Ketua MWCNU Pucakwangi.

Muslimat-Fatayat terlihat khidmad mendengarkan sambutan-sambutan dibawah kolase gambar dan tulisan ucapan dalam acara peringatan satu abad NU yang diselenggarakan MWCNU Pucakwangi, Selasa (7/2/2023) / Clakclik.com

Acara selanjutnya sambutan pengantar istighosah dan manaqib yang disampaikan oleh KH. Imam Sofwan. Dilanjutkan istighosah dipimpin oleh KH. Mansyur Murowi, disertai dengan enam orang kiai bersamaan membaca manaqib Syekh Abdul Qodir Jaelani, dan diakhiri dengan do’a dipimpin KH. Nur Rozaq.

Acara terakhir adalah pemotongan tumpeng satu abad NU oleh suriyah dan tanfidiyah dengan dilanjutkan makan bersama yang oleh panitia telah disediakan sebelumnya.

Acara makan Bersama terlihat sangat meriah. Dibawah deklit diatas tikar plastik warna biru, ratusan perempuan tua-muda bersimpuh menghadapi hidangan nasi lengkap dengan sayur ditambah ingkung, dan pisang. Sementara pemandangan yang sama juga terlihat di sof laki-laki yang duduk rapi diteras masjid.

Pembedanya adalah jika para perempuan menghadapi hidangan yang ditata rapi diatas daun pisang, jama’ah laki-laki mengepung hidangan yang diletakkan diatas nampan bulat dengan regulasi per nampan bisa dikepung maksimal lima orang.

Ditengah acara makan Bersama itu, Banser dan anak-anak muda yang bertugas menjaga parkir, mengatur jalan, dan aneka tugas luar lainnya masih tetap standby di lokasi. Mereka tidak lalai menjalankan tugas meskipun dalam keadaan perut lapar dan mendengar gemuruh ingkung beredar dan gesekan tangan bertemu dengan nasi-ingung dan daun jati.

Setelah semuanya beres, sejumlah panitia menggantikan kerja para penjaga, lalu mereka bergerak merangsek di lokasi konsumsi. Muslimat dan fatayat menyambut kehadiran mereka, mempersilahkan makan yang telah disediakan secara khusus untuk pasukan muda NU itu.

Jama'ah laki-laki dan perempuan terlihat khusyu' mengikuti istighosah satu abad NU yang diselenggarakan MWCNU Pucakwangi, Selasa (7/2/2023) / Clakclik.com

Ketua panitia Husaini menjelaskan bahwa dari semua persiapan dan termasuk pada saat acara berjalan, urusan yang cukup rumit adalah terkait dengan manajemen ingkung.

“Kami lama berdiskusi dengan semua pihak terutama bersama muslimat dan fatayat. Sejumlah pembicaraan di rapat-rapat sempat terjadi deadlock saat membahas ingkung. Alhamdulillah hingga akhir acara semua berjalan lancar. Tidak ada masalah,” pungkas Husaini.

Acara berakhir sekitar jam 16.00 WIB. Jama’ah berangsur meninggalkan masjid dengan tertib. Keluar dari pintu gerbang masjid, panitia mempersilahkan jama’ah yang hendak berfoto dengan latar belakang kain 5X3 meter dengan desain gambar satu abad NU dan logo banom-banom.

Meski terkesan sederhana dan nyaris tanpa teriakan dan yel-yel, peringatan satu abad NU di Pucakwangi ini terlihat membuat semua orang yang datang sumringah dan berwajah cerah bahagia.

Selamat Satu Abad NU, Selamat Memasuki Abad Kedua! (c-hu)