Harga BBM Naik, Petani Tercekik

Dok. Clakclik.com

Instansi
Typography
  • Smaller Small Medium Big Bigger
  • Default Helvetica Segoe Georgia Times

Jateng, Clakclik.com–Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) berimbas pada melonjaknya ongkos produksi di sektor pertanian. Para petani mengkhawatirkan harga jual hasil pertanian tidak bisa mengikuti kenaikan ongkos produksi.

Ketua Bidang Produksi dan Pemasaran Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Abdul Wachid mengatakan, kenaikan harga BBM berimbas pada ongkos produksi yang harus ditanggung para petani. Bahkan kenaikan harga produksi bisa sampai 12 hingga 15 persen.

“Efek domino kenaikan BBM jelas berpengaruh terhadap Harga Pokok Produksi (HPP) petani. Kenaikan BBM membuat para petani menjerit. Kehidupan para petani di daerah-daerah semakin nelangsa,” kata Abdul Wachid, Kamis (8/9/2022).

Ia juga mengungkapkan, pasca kenaikan harga BBM pertalite dan solar para petani kebingungan menghadapi kondisi yang semakin kompleks ini. Dan mereka tidak tahu harus mengadu ke siapa akan nasibnya.

“Petani padi, tebu, sayuran, nelayan, petani tambak, dan lain-lain mereka hidup di desa-desa pinggir laut di gunung-gunung jauh dari para elit dan tidak tahu cara menyuarakan jeritan hatinya,” lanjutnya.

Harga BBM jenis solar yang sering dipakai para petani untuk mengolah kebun dan berlayar di laut juga langsung naik tinggi.

“Dari harga semula Rp5.150 per liter naik menjadi Rp6.800 per liter, jelas sangat memberatkan para petani. Kenaikan BBM akan memberatkan beban biaya sarana produksi, upah buruh tani pasti naik, biaya angkut minta naik, beban biaya hidup naik, belum lagi harga pupuk naik, obat-obatan naik” ujarnya. (c-hu)